LaaTahzan

May 25, 2011

Lelaki Berbakti Kepada Orang Tua dan Istri Berbakti Kepada Suami

Filed under: Hikmah — Oshi @ 2:33 pm

Lelaki Berbakti Kepada Orang Tua dan Istri Berbakti Kepada Suami

Banyaknya perceraian terjadi karena istri/suami tidak menyadari posisi masing2. Begitu pula kadang istri kurang menghormati ibu mertuanya sehingga bisa konflik bukan hanya dengan suami, tapi juga dengan ibu mertuanya.

Padahal Islam sudah mengatur posisi masing-masing. Ibarat tentara, Ada Jendral, ada Kapten, dan ada Kopral. Kopral harus menghormati Kapten dan Kapten harus menghormati Jenderal. Sehingga ada keteraturan.

Sebaliknya kalau semua merasa jenderal, maka yang ada kekacauan.

Meski demikian Islam juga mengajarkan agar pemimpin tidak sewenang-wenang dan menyayangi orang yang dipimpinnya. Seorang suami misalnya punya kewajiban menafkahi secara lahir dan batin pada keluarganya.
Dalam Islam ketaatan ditujukan kepada Allah, kemudian kepada RasulNya, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Setelah itu, seorang pria wajib berbakti kepada ibunya. Setelah itu kepada ayahnya.

Sebaliknya seorang istri wajib berbakti kepada suaminya. Tidak pantas seorang istri mengatur-ngatur suami bahkan membuat suaminya takut kepada istri.
Berikut hadits-hadits tentang itu.

Seorang pria harus berbakti pada ibunya:
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah saw. menjawab:
Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab: Kemudian
ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)

Ada pun seorang istri harus berbakti pada suaminya.
Sebab pada ijab-qabul, maka ayah mempelai wanita sebagai wali telah menyerahkan anaknya kepada sang suami.

Seorang istri harus berbakti pada suaminya:

Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka dia (isteri itu) akan masuk surga. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)

Allah Swt kelak tidak akan memandang (memperhatikan) seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya meskipun selamanya dia membutuhkan suaminya. (HR. Al Hakim)

Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya dan tidak ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya, tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang yang tidak
disukai suaminya. (HR. Ath-Thabrani)


Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. (Mutafaq’alaih)


Tidak dibenarkan seorang wanita memberikan kepada orang lain dari harta suaminya kecuali dengan ijin suaminya. (HR. Ahmad)

Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya. (HR. Ahmad)

Tak jarang seorang istri menganggap hina suaminya karena dia lebih kaya daripada suaminya. Penghasilannya lebih besar daripada suaminya. Padahal itu tidak baik.

Siti Khadijah meski beliau lebih kaya daripada suaminya, namun tetap menghormati dan menyayangi suaminya.

Meski seorang suami berkewajiban memberi nafkah bagi istrinya, namun di zaman sekarang ini banyak suami yang menganggur. Mereka tak dapat pekerjaan. Meski seorang istri berhak minta cerai, namun ada istri yang tetap sabar. Meski suaminya menganggur bertahun-tahun, namun dia tetap sabar. Sebagai gantinya justru dia yang bekerja menghidupi keluarganya.

Meski ada pertengkaran, namun secara keseluruhan istrinya tetap sabar dan terus memotivasi suaminya sehingga suaminya tetap semangat dan tidak putus asa. Akhirnya suaminya pun dapat bekerja dengan gaji yang tidak kalah besar dengan istrinya sehingga bisa menafkahi keluarganya. Itu jauh lebih baik ketimbang bercerai.

Sumber :
http://media-islam.or.id/2011/05/25/lelaki-berbakti-kepada-orang-tua-dan-istri-berbakti-kepada-suami/

May 8, 2008

Seputar Falsafah Kenabian

Filed under: Hikmah — Oshi @ 9:45 am

dirangkum dari Kajian Rhaudah, Ustad Bagir, 04/05/2008
disalin oleh Elin

Apa sih hakikat wahyu yang diturunkan kepada Nabi?

Apakah hakikat wahyu? Wahyu berasal dari Tuhan yang diturunkan kepada Nabi berisi tentang hakikat-hakikat ke-Tuhan-an (divine realities / al haqoiq illahiyyah) dan hal-hal yang mengutuhkan eksistensi manusia. Oleh karena itu, kehadiran Nabi di dunia menjadi wajib adanya (the necessity of prophethood), sebagai bentuk ke-maha adilan-Nya. Karena tanpa ada hal ini manusia tidak bisa hidup dan eksis secara total sebagai manusia sesungguhnya (kebutuhan primer manusia).

Bagaimana sih wahyu diturunkan?

Nabi menerima wahyu secara spiritual ke dalam qalbu-nya (wa nazzala fiihi ruhul amin ‘ala qalbika), sedemikian divine realities ini (hakikat-hakikat illahiyyah) ini dimanifestasikan/di’tajalli’kan dalam level ruhani bukan fisik. Oleh karena itu, manusia lain tidak dapat mengetahui atau mendeteksi proses turunnya wahyu tersebut, karena qalbu bersifat sangat pribadi.

Bagaimana cara meng-identifikasi Nabi / penerima wahyu?

Salah satu cara untuk membuktikan kenabian seseorang itu adalah mukjizat (fauqul ‘adah). Pertanyaan berikutnya adalah apakah hakikat mukjizat itu? Fauq (diatas/beyond) al ‘adah (adat/kebiasaan). Jadi secara literal mukjizat adalah sesuatu yang diluar kebiasaan. Muncul lagi pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan biasa? Bagaimankah konsep diluar kebiasaan ini sebenarnya agar bisa didefinisikan sebagai mukjizat. Nabi Sholeh mukjizatnya ‘unta keluar dari batu’, itu adalah salah satu contoh fauqul ‘adah. Dalam teologi fauqul ‘adah itu:

1- No precedent (sebelumnya tidak ada orang yang pernah melakukan hal itu/ke belakang).

2- No repetition (di masa depan tidak akan ada orang yang melakukan hal yang sama/ tidak terulang).

3- No learning process (tidak ada proses belajar, tidak bisa dipelajari).

Jadi secara singkat, mukjizat adalah hal-hal yang diluar kebiasaan, belum pernah ada yang melakukannya dan tidak akan ada yang mampu mengulangi serta tanpa proses relajar. Contoh mukjizat Nabi Muhammad Saw adalah Al Qur’an, membelah saqul qamar (bulan); bisa dibuktikan bahwa dua-duanya adalah mukjizat. Dua hal tersebut tidak pernah ada yang melakukannya, tidak akan terulang dan tanpa melalui proses belajar.

Lebih jelas lagi tentang mukjizat?

Secara jenis, mukjizat terbagi dua:

1- Mukjizat qauli (transmitif, ilmiah,disampaikan lisan); Contohnya Al Qur’an. Bahasanya yang sangat istimewa. Sebagian ada yang menyebut bahwa yang menyebabkan Al Qur’an dikatakan sebagai mukjizat adalah karena Tuhan berbicara dalam bahasa manusia (pembicaraan Tuhan dalam bahasa manusia). Mukjizat qauli adalah bukti untuk orang-orang intelektual (karena orang intelektual tidak gampang di permainkan dengan hal-hal bersifat luar biasa dari segi perbuatan).

2- Mukjizat fi’li (perbuatan yang dilakukan); seperti mukjizatnya Nabi Sholeh dimana unta keluar dari batu, Nabi Musa dimana lautan terbelah. Nabi Muhammad Saw yang membelah bulan. Ini adalah bukti untuk orang-orang awam. Terjadinya sekali, sekedar untuk membuktikan kenabian beliau. Nabi tidak menginginkan seseorang beriman hanya karena melihat hal yang luar biasa saja.

Bagaimana sikap kita jika ada orang yang mengaku sebagai Nabi?

Jadi jika ada seseorang mengaku sebagai Nabi kita tinggal tanya dia untuk membuktikan mukjizat fi’li dan qauli-nya. Pada zaman Nabi banyak yang mengaku sebagai Nabi. Ada diantaranya seorang yang mengaku sebagai Nabi, kemudian Nabi Muhammad Saw meminta dia untuk menunjukkan mukjizat fi’li nya dengan menaikkan permukaan air sungai. Tapi ternyata dia tidak mampu, yang ada malah permukaan air sungainya turun. Nabi pada saat itu tidak berbuat apa-apa lagi, karena terbukti dengan sendirinya kalau dia bukanlah Nabi. Tapi Nabi tidak pernah menyatakan bahwa “darahnya halal” karena itu, atau rumahnya boleh dirusak (seperti yang dilakukan segelintir orang atau golongan di negeri ini). Nabi tidak pernah mengajarkan kita untuk agresif, karena menentukan kebenaran itu tidak boleh agresif. Karena apa? Karena ada ‘lakum diinukum waliyadin’. Tidak mungkin ada ayat ini jika kita dituntut untuk agresif. Sekali lagi islam itu rahmatan lil’alamin, tidak mengenal sikap agresif dan main hakim sendiri.

December 12, 2007

Soft Launching Tabungan Qurban 1429H

Filed under: Hikmah — laatahzan @ 7:48 pm
Tags:

LaaTahzan sedang mempersiapkan launching program terbarunya yaitu Tabungan Qurban yang sedianya akan dimulai pada bulan Muharram 1429H.
Program ini diadakan untuk mempermudah para LT-ers untuk mempersiapkan qurbannya di tahun mendatang sedini mungkin.

Dengan menabung untuk Qurban, ada beberapa manfaat yang diperoleh:
– Merealisasikan niat untuk berqurban secara kongkrit
– Mempermudah mengelola keuangan bulanan.
– Tidak perlu mengeluarkan dana besar saat menjelang bulan Dzu-l-Hijjah.
– Membantu panitia dalam memperkirakan jumlah Qurban lebih awal.

Apabila Anda ingin berpartisipasi, silakan menghubungi pengurus LT atau meninggalkan pesan di bagian comment. Insya Allah, kami akan menghubungi Anda.

-LaaTahzan-

December 10, 2007

Pengurus LT 2008

Filed under: Hikmah — laatahzan @ 8:41 pm

Berikut adalah susunan kepengurusan LaaTahzan periode tahun 2008
hasil musyawarah pada tanggal 8 Desember 2007 di mesjid Dep.Koperasi

Koordinator Umum : Maulana Arifani
Koordinator Kegiatan Ekstra: Restio A. Brata
-PJ Tadabbur Alam : Gandi, Hesti
-PJ Mabit : Lebda,Yuli , Artha, Ari
-PJ Baksos : Mega, Donna, Anas
-PJ Ramadhan : Irwandi, Dwi, Sonnya
-PJ Qurban : Suci, Hermaz
-PJ Tabungan Kurban : Dwi S. Ardyanto
-PJ Beasiswa: Ayu, Imun , Hilda
Bendahara Umum : Nurhayati S. Dewi
Bendahara Sosial : Elin Haryanto
Bendahara Beasiswa : Devi Rahayu
Dokumentasi Kegiatan: Donny S. Danaatmadja
Administrasi Blog : Lulu R. Indah
Administrasi Milis : Oshi Isbani

Selamat bertugas dan semoga dapat membawa LaaTahzan kepada organisasi yang bermanfaat bagi anggota dan masyarakat umum.

-LaaTahzan-

November 23, 2007

Tanya jawab Qurban

Filed under: Hikmah — laatahzan @ 3:07 am
Tags:

Berikut Tanya Jawab tentang Qurban dari berbagai sumber

Selamat menyimak..

-LaaTahzan-

Next Page »

Create a free website or blog at WordPress.com.